Sleman, smkn1tempel.sch.id (20/11/22) – Kepala Perpustakaan Cinta Ilmu SMKN 1 Tempel hadiri undangan “Forum Komunikasi Tenaga Perpustaakn dan Pustakawan Perpustakaan Sekolah” yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY pada Rabu (16/11/*2022) di Ruang Werkudara Lantai 2, Gedung Depo Arsip DPAD DIY Jalan Janti, Banguntrapan, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan yang mengusung tema ”Tantangan dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”, diikuti oleh 100 orang perwakilan dari Perpustakaan tingkat SMA dan SMK yang ada di 5 Kabupaten/Kota di DIY.
Kepala DPAD DIY Dewi Ambarwati, S.Sos., M.Ap. membuka kegiatan dengan menyampaikan bahwa “Melalui kegiatan forum komunikasi tenaga perpustakaan dan pustakawan perpustakaan sekolah ini, diharapkan perpustakaan tidak stagnan, tetapi dapat berkembang dan memajukan prestasi warga sekolah. Dengan mengikuti forum ini, tenaga perpustakaan dan pustakawan dapat menularkan ilmu, mendapatkan pencerahan, pengetahuan, bahkan teman, sehingga narasumber yang ada di sini jangan diabaikan. Silahkan berdiskusi dan sharing dengan para narasumber”.
Kegiatan selanjutnya yaitu pemaparan materi dan sharing informasi dari 4 panelis, yaitu Drs. Lasa Hs, M.Si. (Regulasi dan Sistem dalam Pengelolaan Perpustakaan), Sarwono, S.IP, M.A. (Manajemen SDM), Abdul Wahid Azis, S.Pus. (Preran Stakeholder Sekolah dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah) dan Moh. Mursyid, S.IP, M.A. (Strategi Pengembangan Perpustakaan Sekolah sesuai Standar). Para narasumber menyampaikan materi dan sharing pengalaman dengan suasana ayik dan bersahabat, sehingga para peserta dapat mengikuti kegiatan dengan baik.
Dari paparan tersebut, para peserta dapat mereview kembali fungsi perpustakaan sekolah berdasarkan UU RI No 43 Tahun 2007 pasal 3, yaitu sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, sumber informasi dan rekreasi, untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Perpustakaan sekolah dapat berkembang, jika ada “Komitmen dari Kepala Sekolah” serta tersedianya Sumber Daya Manusia sebagai pengelola perpustakaan, yang harus dapat mengelola dan memanaje perpustakaan dengan baik. Sehingga SDM perpustakaan harus dieksplorasi untuk mengembangkan perpustakaan.
Berdasarkan Permendiknas No.25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/ Madrasah, seorang Pustakawan harus memiliki 6 Standar kompetensi dasar, dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, yakni kompetensi manajerial, kompetensi pengelolaan informasi, kompetensi pendidikan, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi pengembangan profesi.
Hal-hal yang mempengaruhi manajemen SDM yaitu karakteristik dari SDM itu sendiri dan karakteristik organisasi. Karakteristik SDM antara lain bagaimana sikap kerja, perilaku, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki serta pengalaman kerja. Sedangkan manajemen organisasi melipiti fasilitas, Iklim kerja dan struktur organisasi.
Cara meningkatkan karakter dan kompetensi SDM perpustakaan Memberikan kesempatan untuk berkembang, diantaranya:
- Mengikutkan seminar, workshop, bimtek dan diklat perpus secara bergiliran antar tenaga perpustakaan
- Studi lanjut
- Aktif berorganisasi profesi
- Mengadakan kegiatan gathering, outbond, rekreasi dan makan bersama
Selain itu, pengelola perpustakaan juga perlu mengembangkan perilaku literasi berupa Nonton, Ngrungoke, Niteni, Niroke, Nambahi, lan Nulari. Karena perpustakaan sekolah memiliki peran untuk menumbuhkan minat ilmu, literasi dan rekreasi bagi pemustaka.
Agar perpustakaan sekolah dapat berubah secara signifikan, maka harus memiliki: manajemen yang profesional dan visioner, SDM yang kompeten, dukungan lembaga, anggaran yang memadai, optimalisasi Teknologi Informasi dan network (jejaring).
Permasalahan yang ada di perpustakaan sekolah yaitu: minim SDM, manajemen ala kadarnya, anggaran cukup, belum optimal memanfaatkan Teknologi Informasi, koleksi kurang, inovasi kurang, minim keunikan, langka prestasi, dan apresiasi baru dari pihak internal dan lembaga terstruktur.
Untuk meminimalkan permaslaahan tersebut, ada hal yang perlu direnungkan, difahami dan dilakukan oleh pengelola perpustakaan yaitu change is must and continuity, perubahan harus dimulai dari diri sendiri, temukan passion dan harus berani keluar dari zona nyamannya. Hal yang akan membuat berubah dan mampu berubah yaitu: optimis masa depan lebih baik, selalu berinovasi dan berprestasi dimanapun, serta jadilah pilot bukan kusir gerobag. Dukungan dari semua elemen yang ada di sekolah (stakeholder) juga sangat diperlukan, dari mulai kepala sekolah sampai komite, stakeholder harus mengenali peranan atau tupoksi masing-masing.
Berikut ini beberapa solusi untuk mengembangkan perpustakaa, yaitu tingkatkan beragam layanan untuk pemustaka, dari mulai pengenalan sebagai pemustaka sampai ke kebutuhan anak zaman milenial, misalnya dengan layanan pemutaran film, membuat konten dongeng di youtube, fasilitas podcast, download dan print dokumen. Dan tidak kalah pentingnya mengoptimalkan media sosial yang sering digunakan peserta didik, maka perpustkaan harus memiliki kemampuan mengelola medsos yang banyak diikutri siswa, misalnya IG, youtube, facebook, tiktok, layanan di playstore, dan lain-lain.
Perpustakaan wajib melakukan berbagai promosi agar dikenal masyarakat luas, sehingga bisa mendapatkan kesempatan mendapatkan dana CSR dari perusahaan yang memiliki program-program mendukung kegiatan literasi atau pengembangan perpustakaan.
Di akhir sesi, salah satu panelis memberikan amanah agar pengelola perpustakaan sekolah dapat membantu peserta didik dalam menemukan satu buku yang dia baca, tapi buku tersebut dapat merubah hidupnya lebih baik.
Penulis: Eva Sofiah