Hasil Karya

CERPEN                               

                          Sang  Kleptomania

                                                                                   Oleh : Sigit Pambudi

 

Malam  itu hanya  kesepian dan kesunyian yang menghias. Semilir angin berhembus silih berganti tak henti. Rasanya hingga menusuk tulang. Diiringi Sesekali suara hewan dan  suara motor berlalu lalang. Hati terasa tenteram tanpa ada yang mengusik. Partinah menyendiiri di depan rumah dan bergumam  “Aku tak mengira bisa seperti ini dan kembali ke kampung”. Kampung Partinah warganya hanya terdapat 40 Kepala Keluarga. Mereka rata-rata banyak yang merantau ke kota. Untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Selain itu, sinyal untuk komunikasi kurang bagus. Terkadang kalau mau mencari sinyal harus berjalan ke atas gunung,  Namun begitu ada beberapa hal yang menarik di tempat ini yaitu suasana  nyaman dan tenteram, orangnya sangat ramah, orangnya mencintai kebudayaan, dan memiliki solidaritas yang tinggi antar warga. Seperti biasa terlihat tiap pagi orang-orang pergi ke ladangnya masing-masing. Di sini penduduknya mayoritas petani ladang, karena kondisi wilayahnya kering.

 

Awal mula Partinah pindah domisili dari kota ke desa  ini. Di desa tersebut dia tinggal bersama orang tuanya yang sudah tua renta. Perpindahan itu karena suaminya di PHK akibat adanya virus berbahaya yang menjangkiti banyak orang. Pabrik atau perusahaan mengurangi jumlah karyawannya karena pemerintah memberlakukan pembatasan aktivitas orang.  Kini Partinah dan suaminya harus memulai kehidupannya dari awal. Suaminya berencana merantau ke kota untuk mencari kerja.  

Suaminya berkata “Bu, Aku mau berangkat ke kota mencari pekerjaan ”.

Partinah menjawab “iya Pak, silakan yang penting Bapak hati-hati”. Akhirnya suaminya berangkat mencari kerja ke kota.

 

Sehari-hari Partinah di rumah mengasuh kedua anaknya. Anaknya tersebut masih duduk di bangku SD dan SMP. Anak pertama kelas 3 SD, sedangkan anak kedua kelas  3 SMP. Suaminya bernama Parlan, mereka menikah sudah cukup lama. Selama pernikahan keluarga mereka cukup harmonis.

 

Di sisi lain Partinah menggarap ladang milik orang tuanya, karena orang tuanya sudah tua. Orang tuanya masih  mempunyai ladang yang bisa diandalkan untuk menopang kehidupannya. Penghasilan mengolah tak seberapa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Partinah berharap suaminya segera memperoleh pekerjaaan.

 

Suatu ketika Partinah mendengar HP-nya berbunyi, kemudian dibuka. Ternyata Whatsaap (WA) dari suaminya isinya rasa syukur.

 “Alhamdulilah Bu, Bapak Sudah dapat kerja menjadi satpam di salah satu bank swasta”. Partinah setelah membaca WA tersebut raut mukanya menjadi berbinar dan merasa bahagia sekali yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

 

Selang satu tahun, tiba-tiba suaminya mulai bertidak aneh tidak seperti biasanya. Jarang pulang ke rumah, memberi uang tidak seperti biasanya, dan suka telepon menyendiri. Kecurigaan Partinah terjawab setelah membuka HP suaminya, di saat suaminya sedang mandi. Ternyata suamianya selalu WA dengan seseorang yang diberi kode. Isinya cukup romantis, Partinah menanyakan pada suaminya setelah selesai mandi.  

“Pak, kamu selalu WA siapa? isinya romantis sekali” ujar Partinah dengan nada geram

“Teman Bu, itu hanya bercanda” jawab suaminya

Partinah tidak yakin dengan apa yang diucapkan suaminya. Partinah mendesak terus akhirnya suaminya mengaku.  

“Saya tidak percaya kalau hanya teman biasa, apa benar Pak?

“iya benar, terus kamu mau apa?”

“Kalau begitu, Kamu pilih dia apa aku Pak?”

“Aku pilih Dia”

Suaminya sudah dibutakan  cinta dengan perempuan itu. Maka dia memilih perempuan itu dan menceraikan istrinya. Hati Partinah terpukul atas peristiwa itu

 

Dia sangat sakit hati telah dikhianati suaminya. Atas kejadian itu membuat dirinya depresi. Sarni datang ke rumahnya untuk menghibur. Sarni adalah teman dekat Partinah dulu  sewaktu masih di kota.

“Par, kamu yang sabar dan harus kuat” ucap Sarni

“Iya Sar, memang aku tidak menyangka Mas Parlan bisa seperti itu”  jawab Partinah

“Ya sudah Par, mau bagaimana lagi memang hal itu sudah terjadi, kita hanya bisa tawakal dan sabar”

“Terimkasih Sar, atas dukungan dan masukannya. Kamu memang sahabat sejatiku Sar”

 

Kini Partinah menjadi orang tua tunggal bagi kedua anaknya. Partinah merasa sendirian tanpa suami. Kebutuhan yang semakin banyak yaitu biaya sekolah anaknya dan kebutuhan sehari-hari membuat Partinah berangan-angan  untuk melakukan hal buruk. Selang beberapa hari, hati dan pikirannya tertutup, Partinah mulai melakukan tindakan mencuri yang dulu pernah dilakukan. Penyakit lamanya kambuh lagi yaitu penyakit kleptomania. Kleptomania adalah gangguan yang membuat penderitanya sulit menahan diri dari keinginan untuk mencuri.

 

Hal pertama yang dilakukan mencuri ayam milik tetangganya Pak Tulus. Malam itu Partinah mengendap-endap ke rumah Pak Tulus, kemudian masuk kandang mencari ayam yang mau diambil. Ayam tetangganya cukup banyak.

“Wah lumayan banyak ayamnya” celetuk Partinah.

Partinah langsung ambil dua ayam jago yang besar, lalu dia kabur kembali ke rumah. Keesok harinya Partinah dengan rasa bahagia pergi ke pasar untuk menjual ayam hasil curiannya.

 

Di lain pihak Pak Tulus ke kandang mau memberi makan dan membuka kandang ayamnya. Pak Tulus terlihat heran ayam jago kesayangannya tidak ada. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

“Kemana ini ayam jagoku?”

Ayamnya dicari kemana-mana, namun tidak ditemukan. Akhirnya Pak Tulus mengikhlaskan jagonya yang hilang.

Partinah mencuri ayam milik Pak Tulus berulang sampai tiga kali. Ayam milik Pak Tulus cukup banyak, jika dihitung kisaran ratusan.

 

Satu minggu kemudian, Partinah mencuri di tetangganya bernama Reni. Barang yang dicuri sepatu dan HP. Dia mencuri sewaktu Reni pergi untuk membeli bahan masakan ke warung sebelah. Reni belum sadar kalau barangnya ada yang hilang. Di saat mau WA temannya, Reni kebingungan mencari HP-nya entah kemana. Reni lalu memanggil suaminya.

“Mas, HPku tidak ada”

“Masak Dik, mungkin lupa menaruh. Coba diingat-ingat lagi” ucap suaminya dengan nada santai

“Tadi aku taruh di meja Mas, masak HP bisa jalan kemana-mana” sahut Reni

Reni terlihat muram, karena HP-nya hilang.

Di saat yang sama, Reni sedang membersihkan rumah. Dia melihat tumpukan sepatu, ada yang aneh.

Dia dalam hatinya berkata “sepatuku yang warna putih tidak ada ya”.

Reni teriak memanggil  suaminya.

“Mas...Mas...Mas”

“Ada apa Dik?”

“Sepatuku hilang” Reni mengucapkan dengan nada lirih dan sedih 

‘Waduh kok bisa, Ya sudah Dik tidak apa-apa. Jika sudah gajian, Mas belikan”

Reni dengan berat hati menerima dua kejadian tersebut. Mereka berdua lebih waspada dengan barang-barang miliknya. 

 

Pada hari minggu, Partinah mau pergi ke kota. Dia menggunakan sepatu milik Reni yang dicurinya. Motornya sudah disiapkan di depan rumah. Pada saat mau jalan, Reni melintas di depan rumahnya menyapa Partinah.

“Mbak Par, pagi-pagi sudah rapi. Mau kemana”?

“Ini mau belanja Ren” jawab Partinah

Oh ya sudah, hati-hati di jalan Mbak” ucap Reni

Reni merasa  curiga sepatu yang dipakai Partinah. Sepatu itu mirip dengan miliknya. Reni juga melihat HP yang dipegang seperti miliknya. Dia hafal betul, HP-nya warna hitam dan dipasang pelindung yang gambarnya Hello Kitty.  Terlintas di benaknya jika Partinah mengambil sepatunya, tetapi Reni masih belum begitu yakin.

 

Hari itu adalah hari sabtu. Dio anak Partinah yang kedua masuk sekolah. Kondisi masih pandemi, namun sekolahnya sudah menerapakan tatap muka terbatas, yang masuk hanya kelas 3.  Partinah bergegas mengantar anaknya berangkat sekolah, kemudian dia sekaligus menunggu anaknya pulang. Pembelajaran saat itu mata pelajaran olahraga. Siswa disuruh berkumpul di lapangan depan masjid padukuhan setempat. Siswa yang membawa tas ditaruh di masjid, Partinah menunggu di masjid tersebut. Terdengar suara HP berbunyi di dalam tas salah satu siswa . Hasrat untuk mencuri mulai muncul kembali. Dia melihat kondisi dahulu. Setelah aman. Dia langsung masuk kelas  dengan cepat HP diambilnya. Sebelum mengambil HP ada orang jalan dan melihat gelagat anehnya.

 

Pembelajaran olahrga pun sudah selesai. Siswa masuk kelas dan langsung pulang. Tio mau membuka HP-nya, ternyata tidak ada dalam tas. Sesampainya di rumah, Tio menceritakan kepada orang tuanya. Jika HP-nya hilang. Orang tuanya bergegas melaporkan pada guru. Guru tersebut menghubungi orang tua siswa masing-masing agar kumpul di sekolah. Pak Guru mengintrogaasi muridnya dengan sambil memberikan air putih yang sudah didoakan. Pak Guru bicara pada muridnya.

“Jika berbohong setelah minum air putih itu, maka perut kalian akan sakit”

 

Berita tersebut terdengar satu padukuhan. Mendengar hal tersebut, orang yang lewat tadi laporan kepada Pak Guru. Ada seorang wanita yang memiliki gelagat aneh. Ternyata ada yang kenal namanya Partinah. Pak Guru, Tio dan orang tuanya, dan beberapa warga menemui Partinah di rumahnya. Di rumhnya Dia diintrogasi.

“Apakah Ibu mengambil HP milik Tio?” tanya Pak Guru

“tidak Pak, apa buktinya hingga menuduh Saya?” jawab Partinah

“tadi saat kita olahrga, Ibu di Masjid seperti orang mencurigakan kata salah satu warga” lanjut Pak Guru

Pak Guru meminta Tio memeriksa HP yang dibawa Partinah. Ternyata fatimah belum menghapus permaianan yang biasa diamainkan Tio. Selain itu bentuk HP masih sama belum dirubah.

“Coba diperiksa Tio HP tersebut”

“Iya pak, segera saya periksa”

Dengan serius Tio dan orang tuanya memeriksa HP itu. HP dibuka dan dilihat-lihat, kemudian Tio dan orang tuanya yakin ini HP Miliknya. Partinah terdiam tidak bisa bicara. Orang yang ada di tempat itu menyorakinya. Partinah merasa malu dan masuk dalam rumah.

Berita tersebut terdengar Pak Tulus dan Reni yang pernah kehilangan barang. Pak Tulus menyimpulkan yang selama ini mencuri ayamnya adalah Partinah, karena tetangga dekat. Di waktu yang sama, Reni pun juga menyimpulkan dugaannya selama ini berarti benar. Brangnya dicuri oleh Partinah.

 

Akhirnya terbongkar sudah kasus pencurian yang dilakukan Partinah. Atas kejadian tersebut, Pak Dukuh mengundang pihak desa yang diwakilkan sekretaris desa dan pihak Polsek. Partinah merasa ketakutan, saat didatangi mereka. Dia takutnya nanti dimasukkan dalam penjara. Namun, mereka hanya memberikan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatannya. Jika mengulangi lagi akan dipenjarakan. Adanya pembinaan tersebut Partinah menjadi takut mengulangi aksi pencuriannya kembali. Lambat laun penyakitnya yang suka mencuri mulai sembuh. Dia lebih mendekatkan diri kepada Sang Kuasa. 

 


 

HASIL KARYA LOMBA PERINGATAN IDUL QURBAN 1442 H

Berikut ini link Youtube/Instagram Hasil Karya Peserta Didik:

Juara Nasyid

1. Video Erlin Kusdiyah X OTP 1 

2. Video Sofia Mauna X AKL 1 

3. Video Surya Permana X OTP 1

 

Video Talenta, Pujian/Doa NasraniAngela Kalista X AKL 2

 

Video Hafalan Terbaik: Putri Dwi Rahmawati XII BDP 1

 

Juara Kaligrafi

1. Diah Putri Nur A XI BDP 2 

2. Sifa Choirunnisa XI OTP 3 

3. Isna Wahida XI TKJ


HASIL KARYA LOMBA PARLEMEN REMAJA

                                             Video Profir Parlemen Remaja 

 

LATAR BELAKANG

         Siaran tak berbobot membuat masyarakat merosot. Berulang kali surat teguran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dilayangkan kepada stasiun televisi. Banyaknya tayangan yang tidak mendidik dan melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI menentukan kualitas siaran pertelevisian. Kualitas siaran yang kian rendah membuat masyarakat resah.

 

PERMASALAHAN

Kasus penyimpangan kini marak terjadi di kalangan anak dan remaja. Konten yang masih memuat kekerasan, pornografi, seksualitas, dan kriminalitas itulah pemicunya. Berkaca pada kasus "Gadis 15 Tahun Bunuh Bocah 5 Tahun" karena menonton film horor¹ dan kasus "Video Anak SD Sidoarjo Lakukan Adegan Dewasa" karena pelaku meniru adegan dari tayangan video dewasa.² Juga kasus yang sempat viral di media sosial yaitu kasus dari sinetron "Suara Hati Istri".³ Setelah mendapat teguran KPI pihak Indosiar mengganti pemeran Zahra yakni Lea Ciarachel yang masih berusia 15 tahun. Namun menurut saya kesalahan itu tidak hanya pada pemeran yang masih di bawah umur tapi juga pada adegan yang ditayangkan tidak sesuai dengan norma kesopanan dan kesusilaan yang terdapat dalam Pasal 9 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI. Adapun kasus baru yaitu "KPI dan Sensor Lirik Lagu di Radio".? Pengawasan yang dilakukan KPI tak hanya pada siaran televisi tapi mereka juga memiliki tim khusus yang bertugas mengawasi siaran radio yang saat ini banyak didengar anak muda dengan telepon genggam. Kasus ini bermula dengan adanya 42 lagu yang mengandung kata kasar dan berbau pornografi, karena itu pihak KPI melarang 42 lagu tersebut diputar di jam siar anak dan hanya boleh diputar setelah jam 10 malam kecuali lirik yang dilarang itu disensor atau diganti. Pelajaran yang dapat diambil dari keempat kasus tersebut adalah siaran yang tidak baik berdampak buruk bagi penerus bangsa. Jadi mari kita berantas siaran yang tidak berkualitas.

 

PEMBAHASAN / ANALISIS

Untuk memberantas siaran yang tidak berkualitas dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat khususnya remaja. Memulai dengan program "Budayakan Palima" penting adanya literasi media. Program Budayakan Palima adalah program yang bergerak untuk mengedukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, dan memilih siaran yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan. Program ini bisa dilaksanakan dengan cara seminar online, lomba, atau program televisi terkait literasi media dengan pembawaan yang menghibur agar pemirsa menjadi tertarik dan ingin memahami apa itu literasi media.

Dikutip dari jurnal kominfo.go.id secara nasional, indeks literasi digital di Indonesia masih berada pada level “sedang”.? Adapun tingkat literasi Indonesia di dunia cukup rendah, ranking 62 dari 70 negara.? Hal itu karena rendahnya minat baca atau literasi masyarakat yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu belum adanya kebiasaan membaca sejak dini, fasilitas pendidikan yang belum memadai dan produksi buku di Indonesia yang belum rata untuk daerah pelosok.? Maka dari itu dengan adanya Program Palima diharapkan dapat menciptakan remaja yang kritis dalam memantau siaran yang menyimpang, peka terhadap informasi pembaharuan dan selektif dalam menerima informasi agar tidak percaya  informasi bohong atau hoaks.

Selain kerja sama masyarakat, keterlibatan pemerintah juga berperan penting khususnya Komisi I DPR. Maka dari itu DPR harus ikut serta dengan menjalankan ketiga fungsinya, jika saya menjadi DPR hal yang akan saya lakukan yaitu:

Dengan fungsi legislasi, saya akan merevisi UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan UU No.11 Tahun 2008 (UU ITE) tentang informasi dan transaksi elektronik dengan menyesuaikan perkembangan keterbukaan informasi agar dapat diterima masyarakat. Dan tentunya saya akan memberi sanksi tegas untuk pelanggar agar jera dan tidak mengulanginya kembali.

Dengan fungsi anggaran, saya akan memaksimalkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk membiayai seminar terkait literasi media dan mendanai program-program yang mendukung remaja aktif dan kritis terhadap isi siaran contohnya: lomba pembuatan film edukasi, pidato literasi media, olimpiade informatika dan lain-lain.

Yang terakhir, dengan fungsi pengawasan, saya akan bekerja sama dengan KPI dalam mengawasi dan menjalankan UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Juga saya akan bekerja sama dengan KPI, Kemendikbud, dan Kominfo untuk menciptakan siaran sehat, berbudaya, mengedukasi, dan tentunya menarik minat pemirsa.

Dengan kerjasama dari semua pihak diharapkan akan membawa perubahan besar terhadap dunia penyiaran Indonesia ke arah yang lebih baik dan menciptakan siaran yang berkualitas untuk masyarakat yang cerdas.

 

KESIMPULAN / SARAN

           Literasi media berperan besar untuk dunia penyiaran, di mana masyarakat yang paham media dapat membentengi dampak buruk dari siaran yang tidak berkualitas terhadap anak dan remaja yang mudah terpengaruh dan memiliki kontrol diri yang lemah dan tentunya juga dapat menciptakan remaja yang aktif, kritis, dan selektif. Maka dengan Program  Budayakan PALIMA (Penting Adanya Literasi Media) diharapkan akan membawa energi positif untuk menjadi Indonesia emas dengan generasi cerdas untuk siaran yang berkualitas.

 


 

 

                                        Video Profil Parlemen remaja

LATAR BELAKANG

Berdasarkan siaran pers Bappenas, 10-20 tahun mendatang Indonesia diprediksi akan dihadapkan pada masa bonus demografi. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif bisa mencapai 64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan.[1]

Sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang bukanlah waktu yang lama. Karena itu, mulai sekarang kita harus memersiapkan masyarakat kita, terlebih generasi muda untuk menghadapi masa tersebut. Mendidik generasi muda agar menjadi sumber daya manusia yang unggul untuk Indonesia maju.

Kemajuan era revolusi industri 4.0 melaju dengan cepat. Terutama dalam dunia IPTEK, kemajuannya sungguh tidak terkendali, membuat masyarakat awam yang tadinya tidak melek teknologi, mau tidak mau harus beradaptasi dengan dunia digital. Kehidupan para generasi muda di zaman digital yang serba canggih ini tentunya memengaruhi tumbuh kembang mereka. Salah satunya dalam dunia penyiaran.

Ketika kita dulu mendengar kata siaran atau penyiaran pasti yang terlintas hanya ada dua hal, yaitu TV atau radio. Hal ini tentu berbanding 1800 dengan keadaan sekarang, yang jika kita mendengar kata siaran atau penyiaran maka akan terlintas berbagai platform, berbagai aplikasi digital dengan seribu satu fitur, yang sedang nge-hype dimasa sekarang ini.

 

PERMASALAHAN

Pandemi COVID-19 yang hingga kini tak kunjung usai, membuat masyarakat menghabiskan waktu dirumah. Bekerja, belajar, belanja, dan segalanya dilakukan dirumah karena kondisi diluar memang benar-benar tidak memungkinkan. Berkutat dengan kegiatan rumah yang itu-itu saja, membuat mereka jenuh. Membuat mereka mencari hiburan dengan aneka ragam kecanggihan teknologi digital. Menghabiskan waktu berjam-jam lamanya untuk menonton siaran yang tidak tahu itu pantas atau tidak dengan dalih“Yang penting saya happy, terhibur, nggak stress”, belum lagi jika menonton berita yang tidak komprehensif, yang digunakan untuk menuai kontroversi, sensasi hingga masyarakat terprovokasi di tengah pandemi. Pahit memang, tapi itulah realita masyarakat kita mudah terpengaruhi dan terbodohi suatu hal tanpa menelaah dahulu.

Disinilah titik letak masalahnya. Masalah siaran, tontonan mungkin sekilas adalah masalah sepele, tapi dari hal-hal sepele inilah, timbul dampak berantai. Dari berbagai jurnal, berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli, mengatakan bahwa orang, cenderung melakukan sesuatu seperti yang dilihatnya, terlebih bagi seorang anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Sebelum ini, tepatnya pada Maret 2020 terjadi kasus pembunuhan anak enam tahun yang dilakukan oleh seorang remaja, yang mengejutkan ketika ditanya oleh polisi, dia menjawab terinspirasi dari film horror yang ditontonnya dan sudah lama menahan hasrat untuk membunuh. Bukankah hal tersebut sangat mengerikan dan tidak begitu logis sebenarnya, tapi sekali lagi, ini adalah fakta yang tidak bisa kita pungkiri.

Generasi muda, titik letak keberhasilan bangsa. Bagaimana jadinya jika moral anak bangsa rusak karena apa yang mereka tonton? Bagaimana Indonesia bisa memaksimalkan bonus demografi jika sejak saat ini moral generasi mudanya sudah rusak? Bagaimana Indonesia bisa mencapai golden time jika begini? Ya, pertanyaan-pertanyaan ini adalah dampak berantai dari satu masalah yaitu penyiaran.

Di zaman ini pula, banyak sekali kalangan generasi muda yang mengambil pekerjaan sebagai seorang influencer, dan content creator untuk mengisi waktu mereka ditengah keadaan pandemi. Hal ini bisa kita bilang sebagai sesuatu yang baik, tetapi disisi lain, jika para remaja ini tidak diberikan edukasi, maka mereka akan membuat konten tanpa memedulikan isinya dan memiliki prinsip“Yang penting viral, banyak yang nonton, saya terkenal, saya bisa dapat uang”, jika semua content creator di Indonesia seperti itu, rusaklah moral anak bangsa, dan akan membahayakan generasi muda pada masa berikutnya.

Bagaimana masyarakat Indonesia bisa menjadi cerdas jika tontonannya saja tidak berkualitas. Terlebih lagi indeks kualitas siaran Indonesia masih dibawah dibawah standar yang ditentukan. Disinilah peran penting DPR-RI, KPI, dan Pemerintah Indonesia untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya para remaja mengenai siaran yang berkualitas. Lalu apa langkah yang tepat untuk menghadapi masalah ini?

 

PEMBAHASAN / ANALISIS

            Masyarakat Indonesia yang berperan aktif dalam bidang industri teknologi yang semakin canggih ditengah tingginya konsumsi media penyiaran mengharuskan masyarakat  khususnya remaja, sebagai generasi penerus bangsa untuk berkontribusi maksimal melalui fungsi parlemen sebagai langkah untuk mendobrak peradaban dunia penyiaran Indonesia.

Lalu bagaimana cara parlemen untuk menghadapi kondisi penyiaran di Indonesia ini ditengah kemajuan dunia digitalisasi? Melalui fungsi parlemen berikut, maka sedikit demi sedikit, segala tetek bengek permasalahan siaran di Indonesia ini dapat diatasi, yaitu dengan

1.  Legislasi

Melalui fungsi ini DPR-RI dapat menguatkan atau menekankan kembali UU No. 32 Tahun 2002 lebih tepatnya pada BAB 2, pasal 3 dan 5 tentang tujuan dan arah penyiaran Indonesia. DPR-RI juga perlu melakukan rekonstruksi untuk penguatan wewenang KPI sebagai lembaga independen yang bertugas untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penyiaran, tanpa melupakan demokratisasi di Indonesia yaitu dengan menempatkan publik sebagai pemilik dan pengendali utama di ranah penyiaran, salah satunya dengan mengadakan RDPU atau rapat dengar pendapat umum

2.  Anggaran

DPR-RI perlu menganggarkan APBN  yang lebih untuk pengembangan RRI dan TVRI sebagai chanel penyiaran resmi Negara Indonesia agar bisa bersaing dengan chanel swasta. Selain itu DPR-RI perlu menganggarkan APBN untuk membuat produk siaran yang berkualitas, dan memberikan pelatihan kepada conten creator, serta influencer supaya membuat konten dengan mengutamakan kepentingan edukasi dan perbaikan moral. Dengan ini mutu penyiaran di Indonesia dapat meningkat, sehingga bisa menciptakan insan-insan yang cerdas.

3.  Pengawasan

Melakukan pengawasan dalam penyiapan RUU penyiaran, agar bisa menghasilkan produk hukum yang benar-benar berkualitas dan tidak ada kecacatan di dalamnya. DPR-RI juga perlu bekerja sama dengan kominfo, dan seluruh elemen masyarakat untuk mengawal serta mengawasi siaran di Indonesia, apakah sesuai standar atau tidak.

 

KESIMPULAN / SARAN

Siaran merupakan salah satu hal yang esensial dalam sebuah negara. Tetapi jika siaran tersebut lebih banyak mengandung dampak negatif daripada dampak positifnya, maka saya rasa itu perlu dikaji ulang. Terlebih Indonesia adalah negara hukum, hal ini juga tidak relevan dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Permasalahan siaran di Indonesia ini juga tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah saja, oleh karena itu butuh uluran tangan langsung dari masyarakat Indonesia, dengan memiliki pemikiran yang kritis, pemahaman yang luas, aktif literasi, sadar media, dan tidak mudah terprovokasi.

Saya yakin dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Dengan ini juga, dengan perbaikan pada generasi muda, Indonesia akan lebih cepat berada di golden time. Sekali lagi, globalisasi, siaran berkualitas, masyarakat cerdas, dan Indonesia maju semuanya saling bersinergi.


HASIL KARYA LOMBA VIDEO PROFIL DIRI DAN POSTER PADA MPLS 2021/2022

 

A. Lomba Video Profil

Kelas X

Juara 1: Maulina Handayan/X BDP   

Juara 2: Evinda Anggun X TKJ

Juara 3: Eva salsabila Sandy X TKJ

 

Kelas XI

Juara 1: Eka Lulu Khairunnisa XI AKL 1

Juara 2: Erina Nuraini XI OTP 1

Juara 3: Meida Hafidatul Jannah XI AKL 1

 

B. Lomba Poster Tema Anak Pramuka Berbudaya dan Anti Narkoba

Kelas X

Juara 1: CAHYA WAHYUNINGTYAS        X AKL

Juara 2: RIZKA RAHMAWATI       X AKL

Juara 3: ELVIRA RAHMA DEWI   X AKL

 

Kelas XI

Juara 1:  ANGGI NURAINI   XI AKL 1

Juara 2:  TYAS DWI NINGRUM     XI OTP 2

Juara 3: AMALYA KHUSNA    XI TL


 

HASIL KARYA PUISI

 

Sebuah Harapan

Karya: Ahmad Suryadi (X TKJ)

 

Di pilar pilar sudut tempat

Diantara hidup mati tersirat

Disitulah anak sosok hebat

Lain pembejat bukan pejabat

 

Hari hari penuh kekhawatiran

Tak jumpa pelita, hidup diharapkan

Dilema hati landaskan kemanusiaan

Berlawanan akal, ilmu pengetahuan

Lamun berharap cerah harapan

 

Dokter, perawat, dan relawan

Terimakasih atas ketulusan

Resiko, pengorbanan, dan pengabdian

Memberikan kami rasa aman dan nyaman

 

Untukmu Tuhan, sang pencipta alam

Dengarkan rintihan siang dan malam

Merenung diri sunyi dalam diam

Memohon hidup aman nan tentram