Tim Adiwiyata SMKN 1 Tempel Turut Serta pada Pelatihan Pembuataan Eco Enzyme
Sketsaweb, 7/12/21. Eco Enzyme (EE) adalah cairan alami hasil fermentasi dari sisa buah/sayuran, gula dan air, dengan waktu fermentasi minimal 3 bulan. Hasil permentasi beraroma asam yang kuat dengan warna bervariasi dari coklat muda hingga coklat tua, hal ini bergantung pada jenis sisa buah/sayuran dan jenis gula yang digunakan. Jenis gula yang dapat digunakan yaitu gula aren murni, gula kelapa/jawa murni dan molase/sari tetes tebu. Semua sisa buah/sayuran (dikenal dengan istilah BO yaitu bahan organik) dapat digunakan untuk membuat Eco-Enzyme, kecuali yang sudah dimasak, busuk/berjamur, berminyak dan kering/keras. Formula pembuatan Eco Enzyme ditemukan oleh Dr. Rosukom Poompanvong yang telah melakukan penelitian sejak tahun 1980-an,. Pembuatan Eco Enzyme menggunakan perbandingan 10 bagian Air : 3 bagian BO : 1 bagian Gula, dengan air dalam satuan volume, BO dan Gula dalam satuan massa. Misalnya untuk membuat eco enzyme 10 Liter air, maka butuh 3 kg BO dan 1 kg gula. Teknik pembuatan Eco Enzyme sangat mudah, siapa saja dapat melakukannya, sehingga Eco Enzyme dapat menjadi salah satu alternatif pengolahan limbah dapur yang mudah, murah dan praktis. Eco Enzyme memiliki segudang manfaat, diantaranya untuk membersihkan saluran, mengharumkan mobil, pupuk tanaman dan manfaat lainnya yang dimodifikasi. Dengan membuat Eco Enzym, kita telah berpartisipasi mengurangi beban Bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis.
SMK Negeri 1 Tempel salah satu sekolah yang mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup, sangat tertarik dengan teknik pengolahan limbah organik menjadi Eco Enzyme, sehingga pada tanggal 5 Desember 2021 salah satu Tim Adiwiyatanya turut serta dalam pelatihan pembuatan Eco Enzyme di Kelurahan Patehan Kraton Yogyakarta. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Komunitas Eco Enzyme Kota Yogyakarta (EEYK) yang diketuai oleh Ignatius Djuniarto. Pelatihan berlangsung dari pukul 09.00 sampai 11.00 diikuti oleh Ibu-Ibu Kader Bank Sampah dan warga sekitar Kelurahan Patehan. Kegiatan diawali dengan pemaparan pengetahuan Eco Enzyme dan dilanjutkan praktek pembuatan Eco Enzyme dengan fermentasi menggunakan sumber gula dari molasse. Dalam pembuatan Eco Enzyme, Peserta didampingi oleh anggota komunitas EEYK dari mulai penimbangan bahan-bahan sampai proses pencampuran.
Tidak hanya berakhir di situ, peserta pelatihan juga mendapatkan pendampingan secara online melalui Whatsapp Grup selama proses menunggu hasil panen, yaitu fermentasi minimal 3 bulan. Karena pada pembuatan eco Enzyme ini, kadang ditemukan beberapa masalah yang harus dikonsultasikan dengan para pendamping. Semoga langkah kecil yang dilakukan oleh semua para pecinta lingkungan hidup, akan menjadi energi positif yang menyebar ke segala penjuru untuk menjaga kelestarian alam ini demi kehidupan yang lebih baik.. Aamiin
Penulis: Eva Sofiah, S.Pd. , M.Eng.