Workshop Penguatan Budaya Pemerintahan SATRIYA di SMKN 1 Tempel
Sketsaweb, 26/10/21. Workshop penguatan budaya pemerintahan SATRIYA telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tempel pada Senin, 25 Oktober 2021 di Aula dari pukul 12.30 s.d. 14.30 yang dibuka oleh Sri Winarsih, S.Pd. selaku Kepala SMKN 1 Tempel, kegiatan ini bertujuan untuk merefresh semangat para guru dan karywan dalam meningkatkan kualitas kinerjanya.
Dalam sambutannya, Sri Winarsih mengatakan "Terimakasih atas kehadiran Bapak/Ibu Guru dan Karyawan untuk mengikuti kegiatan workshop budaya pemerintahan SATRIYA yang akan laksanakan dua tahap, yaitu hari ini dan bulan Desember. Ini adalah kegiatan untuk merefresh apa yang telah kita ketahui tentang SATRIYA, agar kualitas kinerja kita terus meningkat, meskipun di masa keterbatasan seperti saat ini. Terimakasih pula kami sampaikan selamat datang kepada Narasumber kita, bapak Drs.Bambang Widayatun yang akan sharing mengenai implementasi SATRIYA. Semoga kita semua mendapatkan manfaat dan keberkahan dari kegiatan ini".
Drs. Bambang Widayatun merupakan seorang praktisi pendidikan di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah berpengalaman di bidang pendidikan maupun dunia usaha, sekaligus anggota Komite Aktif di SMK Negeri 1 Tempel. "Workshop penguatan budaya pemerintahan SATRIYA yang akan kita laksanakan hari ini, bukan pemaparan teori tentang SATRIYA, tapi lebih ke mengamatai atau observasi terhadap apa yang telah Bapak Ibu implementasikan selama ini di sekolah dalam mensukseskan program-program sekolah. Sehingga membawa SMKN 1 Tempel berkembang seperti saat ini", ujar Bambang Widayatun saat mengawali pembicaraan sebagai narasumber.
Beberapa hal penguatan karakter yang disampaikan Drs. Bambang Widayatun dalam sharing dan diskusi, yaitu
1. Harus menyukai dengan pekerjaannya, ini sudah pilihan hidup kita, apalagi fasilitas ASN yang sudah banyak peningkatan, misalnya ada Tunjangan Kinerja dan Sertifikasi.
2. Kita harus konsisiten memberikan yang terbaik untuk lembaga, sehingga semakin semangat dalam bekerja dan kinerja semakin berkualitas. Sikap semangat yang tertanam dalam diri ASN, akan mengalahkan segala kekurangan yang ada pada diri kita.
3. Berani menerima tantangan dan mengambil keputusan, sehingga yang kelihatannya sulit, kalau dengan keberanian, yakin bisa. Contohnya saat akan mengikuti akreditasi perpustakaan, akhirnya dengan keberanian dan keyakinan, SMKN 1 Tempel telah memiliki Perpustakaan sebagus itu.
4. Ketika diberi tugas apapun, jangan mudah menolak. Berani saja menerima tantangan, sehingga akan banyak belajar, siapa tahu tugas tersebut malah menjadi jalan rezeki.
5. Menjalin network sangat penting, untuk meningkatkan pengembangan diri. Jika network kurang bagus, tidak akan bisa berkembang. Networking bisa dibangun secara kekeluargaan, SMKN 1 Tempel salah satu sekolah yang banyak mencetak Kepala Sekolah, bahkan mencetak Kepala Dinas. Hal ini menunjukkan, secara manajerial telah terjadi pembinaan kepada anak buah agar menjadi seorang pemimpin. Kunci dari seorang pemimpin yaitu harus bisa mempengaruhi orang lain.
6. Dalam keadaan terpuruk harus bisa memberikan semangat kepada siapapun, karena masalah yang kita hadapi merupakan jalan menuju kebaikan.
7. Penanaman soft skill pada peserta didik itu lebih utama, karena soft skill itulah yang akan dibawa terus oleh peserta didik, sedangkan kompetensi yang dimilikinya bisa saja berubah sesuai perkembangan yang terjadi sesuai kebutuhan. Karena kompetensi atau keterampilan teknis dapat dilatih dalam waktu singkat, namun soft skill harus ditanamkan sejak awal sehingga akan menjadi karakter diri.
Pada akhir kegiatan, bambang menambhakan bahwa "Budaya pemerintahan SATRIYA sebagai salah satu wujud Keistimewaan DIY, jangan hanya menonjolkan slogan-slogan dan istilah Jawa yang sekarang mulai diterapkan di beberapa bidang pemerintahan, yang bisa jadi membuat beberapa bingung dengan istilah istilah baru tersebut. Seharusnya kita menanamkan nilai-nilai budaya SATRIYA, namun dengan pemikiran yang modern dalam menghadapi berbagai permasalahan, kita harus jeli mengidentifikasi kearifan mana yang akan menguntungkan untuk dikembangkan dan yang tidak perlu dikembangkan. Apa yang sudah ada dimodifikasi dengan modernisasi untuk kemajuan sekolah."
Kegiatan workshop ditutup oleh Drs. Sutejo, M.M. selaku pemandu acara dan dilanjutkan dengan shalat Ashar berjamaah di Masjid Salahudin. Semoga dengan kegiatan ini, seluruh guru dan karyawan SMKN 1 Tempel semakin memperkokoh karakter dan jiwa SATRIYA (Selaras, Akal Budi Luhur, Teladan, Rela Berkorban, Inovatif, Yakin dan Ahli atau Profesional) pada dirinya untuk peningkatan kualitas kinerja di manaapun bertugas dan apapun yang diamanahkan kepadanya.
Penulis: Eva Sofiah, S.Pd. , M.Eng.